susan, susan, susan besok gede mau jadi apa?



sambil memandang tak jemu, layar laptop yang tak berubah dari selembar kosong jadi selembar isi...


setahun lepas dari dunia membaca, menulis, menguap-mengobrol-chatting pke kertas ketika kuliah, begadang mengerjakan tugas-tugas paper yang menumpuk (atau lebih tepatnya kita sendiri yang numpuk smpai dekat dateline), diskusi sebelum bikin tugas, datang ke kampus dg mata ngantuk akibat krg tidur, ngobrol di kandang eh di perpus, makan setelah kuliah di bonbin sambil umpek2an (menu favorit: nasi orakarik yg skrg konon sudah berkurang porsinya hehehe), membenci kuliah pagi-pagi, cari tema skripsi, bikin skripsi, nyari dosen pembimbing, dan sebagai bagainya yang sesungguhnya cukup saya rindu (memori yg cuman bisa saya tengok sekali-kali).


suasana sedikit sendu, ala sinetron drama yg g kunjung habis


setelah lulus, saya masih santai santai aja, meskipun disambi cari kerjaan (yg ga tetap krn saya masih menyimpan citacita sekolah lagi). saya belum pusing nanti kalo memang saya sudah selesei sekolah lagi atau malah belum juga mendapat sumber dana untuk sekolah lagi, saya mau apa?


melihat ke teman dan sahabat saya. ada yang sudah kerja sejak setahun setelah lulus SMA, ada yang sedari sekolah sudah bisnis2 kecil (tpi berprofit besar ^^), ada yang kini sibuk cari kerja di bank, ada yg sdang sibuk selesaikan kuliah profesi, ada yang masih skripsi, ada yang sibuk ber'proyek' di pusat studi, dan sebagainya (lagi). sementara teman-teman kuliah, cukup banyak yg sudah dapat kerja tetap, baik di bidang yang sama maupun yang berbeda. lalu, saya masih tenang-tenang saja.


tapi, tiba-tiba ketika sedang bergelut dengan artikel pagi ini, lagu jaman kanak-kanak itu terngiangngiang di telinga saya. hehe. besok gede mau jadi apa, tanya Ria Enes pada boneka Susan. boneka Susan pun menjawab, jadi dokter, insiyur, pilot, presiden --- citacita khas anak-anak, tapi masih sah jadi cita-cita org skrg, asal org yang tidak bercitacita ke arah sana engga disalahkan saja --- tapi kalau Kak Ria datang ke saya, dan bertanya besok saya mau jadi apa, saya jadi bingung. saya mau jadi apa ya setelah ini?


kerja dg jalur berbeda dg jurusannya saat kuliah ya sah-sah saja. saya percaya, latar belakang dia kuliah dlu pasti punya pengaruh ketika dia mengerjakan tugasnya, entah bagaimana. ^^ yang penting, memang begitu keyakinan yang menjalani. misalnya, teman dekat saya yg anak matematika, tapi sukses dg segala macem dagangannya (eh, masih nyangkut ding..). toh dia memang dri dlu yakin dan minat dg hal itu. atau krn keadaan menuntut seseorang menjadi mandiri sesegera mungkin (utawa memang ingin menyegerakan diri sendiri untuk kerja), pilihan itu juga terbuka. tidak harus menunggu ada lowongan untuk jurusan dia (apalagi, pada kasus, jurusannya jarang2 nongol di iklan lowongan kerja).atau mau kerja dg jalur yg sama dg jurusan dia kuliah, itu juga sah. semua tergantung dengan yang menjalani. yg penting, dia yakin dg apa yang dia pengen.


masalahnya adalah, saya skrg tidak lagi begitu yakin dg yang saya pengen. dlu waktu selesai pendadaran, saya bisa dg yakin menjawab dg jawaban yg yaa mungkin buat sebagian org trdengar utopis, hahaha. tapi skrg?? saya rada agak sedikit ragu. lanjut kah? atau cari yg lebih "menjejak di bumi" saja, sembari nunggu dilamar orang??? hehehehe... ah ya sudah lah, tidak ada salahnya bermimpi, asal kaki masih ingat untuk berpijak di bumi. :)


catatan  ketika menunggu kue bika ambon matang... sumpah, baunya sudah bikin lidah bergoyang.


kata Paulo Coelho, 
When a person desires something, all universes conspire to help her/him pursue her/his dream...” 
(The Alchemist ------ kutipan favorit)

Good luck hey dreamers!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Blue Valentine - a movie about love that doesn't work

Pojangmacha: Korean angkringan

haruskah ak diruwat?