memory

saya ngantuk sekali hari ini, badly want more caffeine...


maka di tengah2 kebosanan dan kengantukan saya itu, saya tidur2 ayam.... saat saya merem, entah mengapa, saya tergerak membuka2 pintu memori. yeah, i am a big fan of jim carrey and kate winslet's movie: eternal sunshine of the spotless mind. i agree that we can erase someone from our mind, esp. if we have bad memories with him/her. but we can not ever erase him/her from our heart. that is true, i admit. however hard i try to forget something, it will just go from my mind or thoughts at a particular moment, but it actually stays deep down inside your heart, as a memory. so then, i never try to do that useless effort.


dari banyaknya memori yg sebenarnya ingin saya lupakan, tapi akhirnya cukup saya kubur dalam2, muncul kembali dia. yes, the guy X. sepertinya, sebanyak apapun kontemplasi saya ttg dia dan saya, saya tidak pernah berhasil benar2 ridho dan rela (bukan ridho roma ya) untuk mengeyahkan dia. padahal kadang saya ilfil. mendapati bahwa yg salah dari kami ketika itu adalah ketidakmampuan untuk berekspresi, saya jadi agak bertanya2 dan setengah membayangkan, apa jadinya jika saat itu saya lebih berekspresi - seperti ketika saya menghadapi pacar sy yg skrg saat ia pedekate? well saat itu, cowok saya sudah nyaris menyerah, tpi kemudian saya belajar dri kesalahan, saya coba jadi lebih ekspresif.


memori saya dan dia sedikit, jadi saya bisa mengingat dg jelas, dan tak perlu susah2 ketika memanggil memori itu kembali ke kepala saya.


ketika itu, musim badminton yg bak musim layangan itu tiba. sembari melepas penat kuliah di tahun pertama, saya dan teman2 main badminton sminggu sekali. sebenarnya dari situ, saya agak menaruh harapan kembali pada dia. dia yg entah kenapa memilih memberi tahu teman-teman main kami, ketimbang memberitahu saya langsung ttg perasaan dia.suatu kali, teman-teman berencana untuk menjenguk adik kelas yg habis kecelakaan di muntilan. saya kala itu tak begitu semangat ikut. kemudian ketika istirahat di sela2 permainan, dia mendatangi saya dan bertanya apa saya mau ikut, saya jawab tidak. tpi ia blg ia sepertinya mau ikut. hmm, entah mengapa, saya dan teman dekat saya jadi terbawa rombongan teman2 yg akan berangkat, (ngumpul dulu di sekolah). sampai di sekolah, anehnya saya dan dia pake baju dg warna senada *memancing keributan sedikit*. melihat saya, ia pun mendekat dan minta saya memboncengkan dia *aneh.akhirnya ketika akan berangkat, beberapa teman sudah memilih pasangan masing2. saya tadinya akan jalan dg teman dekat saya, tapi dia datang dan menggantikan posisi itu. dia memboncengkan saya. berbekal hanya kaos lengan panjang yg tak terlalu tebal. berkali-kali di jalan, ia mengeluh dingin karena memang cuaca dingin, sementra saya juga tak bawa jaket. akhirnya saya pun bertanya, knp sudah tau akan ke tmpt yg dingin malah gak bawa jaket. jawaban pendeknya yg sederhana benar2 masih saya ingat sampai skrg, "soale takpikir kowe ra melu kok" yg kira-kira maksudnya "i didn't expect you would come, so i didn't prepare myself to ride the motorcycle with you."


bodohnya, saya hanya bisa terdiam saat itu. berkali-kali tiap saya teringat hal itu, saya selalu menyesal dan msih tak bisa memaafkan diri saya yg keterlaluan ini. ia sudah memberi tanda, tapi saya dg bloonnya masih minta tanda yg lebih eksplisit. seharusnya saat dia mengatakan itu, kami bisa ngobrol lebih banyak lagi. bukannya malah salting gak jelas, hingga akhirnya dia lari. memang saya tak akan mau menanggung beban bahwa ini kesalahan saya sepenuhnya, tapi saya bukan main menyesalnya kalo ingat2 kejadian dulu. why didn't i try to be more proactive?


kalo saat2 ia datang ke rumah [he came rather often after our high school graduation. sometimes with my other friends, and sometimes alone. that time I was too stupid to realise he came in with a purpose], saat2 kami dpt kesempatan untuk naik satu mtr barengan [which is pretty rare. once I got so brave, I didn't even mind when I realised none of my close friends were there. he along with some other friends came to my house, to pick me up. and we all went to the beach. it was really out of my character. I don't gel well with everyone, so I usually don't go with people I am not close with. that day, I came because he was there], semua momen yg sangat sedikit itu, saya bisa lebih proaktif, mungkin dia juga bisa akan lebih aktif lagi.... coz i definetly miss him so. he's probably my biggest heart break. I never heard him saying he liked me directly - always from someone else. Worse is I did not hear he gave up directly. I was just told from our mutual close friend, that he lost interest. It was really the biggest heart break for me. From that moment, I guess I started hating him because I did not realise it was partly my fault. 

akhir2 ini saya agak ragu apakah saya benar ingin menghabiskan the rest of my life with my current boyfriend..


catatan setelah ngantuk, dan terbangun krn memori.

Comments

Popular posts from this blog

Blue Valentine - a movie about love that doesn't work

Pojangmacha: Korean angkringan

haruskah ak diruwat?