si kuda setrip



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfCy-nf5XQcYp0IeFC_NuikV5pMgxqvOvBWiOU8z3yM1dnjbCtqayLMSVw0gubK70698xlPPl1W4WVE7fIB62yJNhp3NOMRnCcYmcCvnBSeuJgutbcyBJC7E6gdNyciPfh7OJlcnpCZ2LA/s400/ped-cross.gif



Zebra cross or known as the path for pedestrian crossing, is perhaps a popular term among many people. Based on the traffic law, here and maybe across many different countries, as a pedestrian, you are only allowed to cross a sreet/road through a zebra cross, indicated by the black and white stripped colors. Based on the newest law in Indonesia (UU No.22 Tahun 2009), pedestrian must be prioritized and respected. This should be translated as, if you are a motorcyclist: when you see a woman with two children trying to cross the road in the zebra cross, it is your obligation to stop your vehicle and wait until she and her kids safely cross the road.

Namun, begitu, seperti halnya banyak aturan dan hukum yang ada di negara kita, dan mungkin juga negara-negara berkembang lain dg tingkat kepatuhan thd hukum yang masih rendah, aturan lalu lintas semacam ini hanya semacam tulisan belaka. Bahkan, saya kurang yakin kalau semua orang tahu undang-undang ini eksis, meski semua orang yang bikin SIM *nembak atau enggak* mestinya juga sudah tahu apa itu zebra cross, fungsi dan konsekuensinya. Sayangnya, zebra cross ini lebih sering dianggap sejenis ‘hiasan’ atau dekorasi jalan. Jadi jalanan itu warnanya gak cuman hitam, tapi bisa ada variasinya… haha, edan ya?

Kenapa kah saya tiba2 ingin menulis ttg si kuda setrip ini?

Ya boleh lah saya cerita sedikit pemicu utamanya. Suatu hari saya sedang berselancar di dunia maya, aliyas di salah satu situs social networking. Lagi baca-baca status teman, salah satunya sedang memaki-maki (dalam tanda petik ya) seorang bule yang bingung mau nyebrang. Intinya, susah amat ya mau nyebrang aja, si bule ini lebay banget deh. Begitu. Jadi, ceritanya, ada seorang bule mau nyebrang. Kebetulan dia sudah menempatkan diri di dekat si kuda setrip. Katakanlah dari sisi barat ke timur. Kendaraan yang dari arah selatan berhenti karena memang lampunya lalin-nya merah. Meski begitu, si bule lebay ini masih ada di sisi barat, dia tetep gak nyebrang karena masih ada arus kendaraan dari arah utara, instead of standing in the middle of the road. Teman saya ini gatel lihat si bule yang kemudian ngomel2 sendiri, bahkan menolak disebrangkan oleh seorang perempuan. For my friend, and for most of us, it is not such a big deal.



http://brightpurplerainboots.files.wordpress.com/2011/03/zebra_crossing5.jpg
Another trigger for me to write this post is, whenever I happen to cross a road through the zebra cross, I have to be extra patient to wait for the right moment. Entah momen itu karena jalan sudah sepi, atau karena saya sendiri yang nekat nyebrang *ah kalo ketabrak, jelas bukan saya kan yang salah, saya nyebrang lewat zebra cross loh*. Yang bikin gondok lagi adl ketika saya naik motor, ada org mau nybrang via kuda setrip, saya berhenti untuk ngasih dia jalan, tapi pengendara lain tetep aja kalem was-wes-wos, atau malah nglakson saya. Nah ini yang pling bikin sy sebal.

Bukan, bukan saya mau sombong sudah pernah merasakan betapa pejalan kaki yang mau nyebrang jalan itu selalu dihargai sm pengendara di negara tetangga. Tapi mencontoh hal yang baik kan gak dilarang to? Di negara-negara maju, konon peraturan bahwa setiap pengendara harus ‘mengalah’ dg memberi jalan pd pejalan kaki sudah berjalan. Ini berlaku baik untuk zebra cross yang membelah di depan traffic light, maupun untuk zebra cross yang gak nempel di depan traffic light; di jalan gitu. Kalau di zebra cross yg nempel di traffic light, biasanya penyebrang harus nunggu sampai lampu untuk pejalan kaki nyala hijau, dg menekan tombol nyebrangnya terlebih dahulu. Kalau itu lampu sudah hijau untuk pejalan kaki, artinya kendaraan sebagus apapun tetep harus mendahulukan si pejalan kaki. Sementara, kalau mau nyebrang jalan yg bukan di traffic light, biasanya sih tetap ada lampu untuk penyebrang jalan. Di jalan yang lebih kecil, tanpa lampu untuk pejalan kaki, pejalan kaki tetap bisa aman menyebrang *ya asal gak nylonong langsung di depan mobil aja*. Ini yg saya rasakan langsung ketika di Sydney. Memang nyaman dan aman, jadi orang yang gak punya kendaraan sendiri.

biasanya zebra cross yg gak nempel ke traffic light,
ada tanda kaki-nya, artinya ya apalagi kalau buat penyebrang

Yg saya sesalkan adalah, seperti banyak peraturan yg ada di Indonesia, peraturan ini ya tinggal nama doang. Mau ada si kuda setrip kek, mau enggak kek, tetep aja yang namanya penyebrang ya untung-untungan. Kalau pengendaranya baik hati dan tau aturan, ya dibiarin nyebrang dulu. Kalau gak, ya tunggu di ujung jalan sampai sepi, atau pakai sistem tarik ulur, maju mundur… hehehehe…
Ah ya sudahlah…

Comments

  1. hummm...interesting topic, Lan...
    in my opinion ya,Lan...susyah banget ni menerapkan peraturan pada suatu bangsa yang udah terlanjur can say..."ndablek". Bahkan menurut Pak Tommy Suprapto-seorang ahli komunikasi, untuk menerapkan peraturan helm di Jogja yang mayoritas penduduknya berpendidikan ini aja butuh lebih dari 30 tahun, haissssh)
    Yang bisa kita (eh maksudku...pihak yang berwenang)lakukan ya cari celah. Katakanlah ni ya...di Solo *kayaknya deket stasiun deh ada traffic light yang pencet2 itu, yang kayak kamu ceritain tadi..Orang sangat patuh pada traffic light penyebrang itu, karena dihkususkan pada daerah itu...Nah sebaiknya diberlakukan kayak gt tu, mulai aja di daerah2 strategis kayak di kota2, dan semakin meluas..kayak strategi helm yang dulu juga wajib di area2 tertentu dan semakin meluas...sekarang orang2nya juga udah pada pake helm semua kan...
    weeew, gud luck deh for our nation :)

    ReplyDelete
  2. he eh, mber, mungkin sebenrnya bisa kalau "dipaksa". bahkan di magelang orang naek motor aja udah lama disuruh pake lampu...pdhal itu untuk kasus penyebrangan, aturan ada udah dari 2009 kayaknya. tapi yaaa... mungkin bedanya di sini sih ada dua ego yang brkepentingan, si pengendara sama pejalan kakinya.. solo ada ya? aku malah baru denger e.. hehehe..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Blue Valentine - a movie about love that doesn't work

Pojangmacha: Korean angkringan

haruskah ak diruwat?