"my tutor friend" - catatan yg terinspirasi dari sebuah film korea

semoga pembaca tahu apa itu tutor friend *ky ada pembacanya aja, sigh*
well, in case you don't have any idea, My Tutor Friend is a South Korean film distributed in 2003. it was followed by the sequel in 2007. film pertamanya bercerita ttg seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang bekerja sbg tutor/guru privat seorang siswa kelas 3 SMA kaya, yg umurnya sama dg si cewek. sekuelnya bercerita ttg seorang mahasiswi dari Jepang yg dtg ke Korea, yang kemudian les privat bahasa Korea pada seorang mahasiswa - anak si empunya kos-kosan. yes, semacam dibalik gitu dahhh, tadinya tutornya cewek, terus di film kedua tutornya cowok. Menurut saya, kedua film ini seperti film2 korea yg bernafaskan romantic comedy lain: ceritanya klise, happy ending, tapi kemasannya khas korea, bisa ditebak: jalan ceritanya lucu, tapi ga jayus *based on my opinion.. haha..

a scene from My Tutor Friend

the Japanese and the Koreanese (koreanese ada ya?) in My Tutor Friend 2
bdw, the guy is cute, isn't he?




Kenapa posting-an ini terinspirasi kedua film tsb?

Well, sebut saja saya sedang gila, atau apapun lah. Tapi kadang2 film memberikan inspirasi pada saya, dg satu pertanyaan awalan, “what if?” – in this case, what if I met a guy in the same situation like this movie?

Memang film itu kadang memberikan kesempatan pada penikmatnya untuk “lari” sejenak dri kenyataan, suka disebut eskapisme – from the word escape I suppose. Film juga menjadi sarana katarsis – yakni memberi penonton kesempatan untuk merasa lega karena drama yang menimpa tokoh dalam film lebih berat ketimbang drama/tragedi yang menimpa dirinya sendiri, so our lives are less tragic. Dari belajar soal ini, saya jadi lebih menerima kenapa penonton suka nonton film yang disebut anak muda jaman skrg ‘menye-menye’, bahkan nonton sinetron sekalipun. It gives them sense of relieve, makes them feeling better, and much less sad/stupid/mean. 

Oke, kembali ke topik ‘tutor friend’.

Dengan pengalamn saya beberapa kali menjadi guru privat Bahasa Inggris anak-anak, saya memang tidak pernah berharap kalau saya bakal ketemu murid kiyut *iya lah, kalau muridnya bocah SD sekiyut apapun juga gak bakal jadi cowok saya*. Tapi kadang2 skenario ala film sering berputar di kepala saya, ‘ah coba si bocah ini punya kakak cowok atau sepupu yang menarik’ – menarik diartikan sebagai ganteng (bukan kiyut loh yaa), pintar, berwawasan luas, baik hati, dan nyambung diajak ngobrol. Yg lebih keren lagi, kalau si kakak cowok ini juga lucu aliyas konyol. Lucu kali yaaa, bisa bikin skenario ala my tutor friend sendiri. Hahaha…

Lalu, bagaimana kalau keadaannya dibalik? Me as the student. And the charming prince as the tutor.. hahaha.. 


Ah well, guru selalu identik dg orang yg lebih tua dri kita *muridnya. Sy tdk pernah punya pengalaman naksir atau kepincut dg orang yg lebih tua *jauh. Tapi  waktu SMA, sy pernah ikut sebuah workshop film untuk pelajar. There were two teams, and my team was supervised and tutored by this guy. Back then, he was twenty-something. He got this charm around him, well, I guessed because he was somehow handsome. But he was also soooooooo cynical. Dalam bahasa Jawa, dia ini tergolong orang yang atos * pagob. Hobinya nyindir pula. Dan didukung oleh tampangnya yang memang rada sinis, tapi ganteng *tetep. Dia ngaku anti kemapanan, tapi bajunya branded kabeh. Iyes, tau kan cowok2 yang dikaruniai kegantengan, kepintaran, kengamplengan dalam berbicara, tapi suka sinis. Dan, si cowok mentor grup saya ini bukan mentor favorit sama sekali.  Tapi sayang sungguh sayang, I got a crush on him. Hahaha. But, somehow, I could always find a way to hide it. Jadi, tiap kali berhadapan dg dia, sy bisa berpura2 nyantai, apalagi bisa dibilang saya yg plg sering berhadapan lgsg dengan dia dan paling tahan dipagobi *padahal hati deg2an setengah mati lihat si mas ini. Sayang sekali setelah workshop usai, dia malah nikah. Hahaha. Wodehel, apa hubungannya dg saya ya? yaa, hubungannya saya jadi tidak bisa melanjutkan daydream saya.. *devil laughs…


Ahhh, how are you doing now, mas?? *blushing tiba-tiba.

Setelah cerita ttg mentor workshop film ini, saya jarang sekali bisa terlibat perasaan *naksir* dg tutor/guru/mentor saya. Tapi lain ceritanya dg pengalaman saya ikutan ke Sydney beberapa bulan yg lalu. Kala itu, sy terlibat riset dg sebuah grup riset yang isinya mayoritas perempuan, direct supervisor saya pun perempuan. However, fortunately, when we came to Sydney, we got to know another member of the group, a male one!! Dan parahnya, si bapak ini sangat charming sekali! Beda dg mas mentor film saya, dia ini kebapakan (iya lah, orang dia juga udah punya anak 4), pintar (he’s a researcher, for God’s sake!), ganteng, ramah, sumeh, dan super baik hati… and we got the chance to be supervised by him for a month… hahaha *evil smirks*. Saking sempurnanya, saya sempat berpikir, no straight man could be this perfect. Ehh ternyata si bapak sudah beristri. Haha. But once again, he’s happily married, and one of the most charming family man I’ve ever met. Jadi daydream saya harus stop kembali.. hahaha.

Ya, untungnya semua perasaan naksir saya ini tidak pernah ada buntutnya panjang. Saya tidak pernah jatuh cinta dg mas atau bapak yg saya ceritakan di sini. Saya juga tidak pernah melibatkan diri pada hubungan personal yang terlalu jauh, yang kalau saya salah artikan bisa berbuah saya makin naksir, jatuh cinta, kemudian membuat dia tahu kalau saya dg bodohnya jatuh cinta. Ujungnya, bisa jadi dia menghindar, bisa jadi dia membalas perasaan saya. Lalu saya dilabrak oleh istrinya. Dan dihantui rasa bersalah seumur hidup. Okay, imagination, please stop!

Untuk kasus ini, saya terinspirasi pada My Tutor Friend  karena katarsis yg saya temukan di sana, justru bukannya lega karena saya jauh tidak bodoh atau bernasib sial seperti si tokoh dalam film. Tapi malah karena saya tidak seberuntung si tokoh yang akhirnya bisa menjalin hubungan dg tutor mereka. Ahh coba saya punya kesempatan mewujudkan salah satu khayalan siang bolong saya itu. Jadi seperti apa ya hidup saya ini? Hahaha.


Okay, I must stop now, before it gets too late – catatan dibuat pkul 23:13, dan baru dipublish sekarang *setelah ketemu koneksi internet*.

Ps: to you, yeah you! Don’t mesmerize me with your charm! I may get drowned in your ocean, and soon you will regret it. But, damn it, you are so irresistible!!


foto diambil dari
http://lunapark6.com/images/Korean/my-tutor-friend-2-2.jpg
http://api.ning.com/files/*L0h2F9d*BmyI1aVACYVMWTpUCoppkCX21zTiXUM3zgkh*Hhz*HKxetsankELA4QAH6gwVmDQpJXH2GYAc36ivfeDsdqPTiR/KimHaNuelinMyTutorFriend1.jpg?width=737&height=441

Comments

  1. are u talking about Z and P???hahahahahaha :D
    well, lan...me too, got a crush on my tutor... :(
    i guess i know the reason : "smart guys are always sexy..." thats why we like (or liked) them
    :D

    ReplyDelete
  2. your tutor??? not your colleague? ;p

    ReplyDelete
  3. for me, not only smart, but cynical guys appear sexy.. hahaha... ;)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Blue Valentine - a movie about love that doesn't work

Pojangmacha: Korean angkringan

haruskah ak diruwat?